SEMUA NASKAH PENTAS DI BLOG INI TELAH DIPROTEKSI DAN TIDAK DAPAT DISALIN SECARA LANGSUNG

Himbauan

Mementaskan naskah di blog ini harus seizin penulis.

Rabu, 21 Desember 2011

Ranggong Daeng Romo, Panglima LAPRIS; Pahlawan Nasional










ADEGAN I
MARKAS PEJUANG : BERDINDING RUMPPUN BAMBU. SEBELAH KIRI TERDAPAT SEBUAH MEJA KERJA, SEBUAH KURSI. DI BELAKANGNYA TERPAJANG PANJI LIPAN BAJENG. SEBELAH KANAN SEBUAH BANGKU PANJANG YANG TERBUAT DARI BAMBU BATANGAN. SUASANA SUNYI TENGAH MALAM

RANGGOG DAENG ROMO
 (MEMBELAKANGI PENONTON, MEMPERHATIKAN PETA LOKASI OPERASI LIPAN BAJENG) Saudaraku, Sonda Daeng Leo.
LEO
(DUDUK TENANG DI SATU SUDUT RUANG) Ada apa Karaeng? (MENDEKAT KE KOMANDAN RANGGONG)
RANGGONG
Terima kasih Leo...  Satu diantara kelompok laskar Lipan Bajeng, kelompokmulah yang termasuk  banyak menolong nyawaku.
LEO
Jangan berlebihan Karaeng.
RANGGONG
Sejujurnya aku katakan bahwa, mulai dari menghadang Belanda, di poros jembatan Pari’risi’, yang mencapai keberhasilan yang sungguh luar biasa, menyusul pertempuran sengit di kampung Pa’lilang, dengan kemenangan gemilang, kemudian membendung serangan dan memukul mundur pasukan Belanda, samapai kocar-kacir  melarikan diri, adalah berkat kegigihan dan ketangguhan kelompokmu, yang sungguh tidak mengenal takut. Ini bukan pujian. Tapi begitulah menurut penilaianku.
LEO
Karaeng, saya rasa semua itu adalah atas pertolongan Allah, yang selalu memihak kepada pasukan Lipan Bajeng, yang Karaeng pimpin sendiri.
RANGGONG
Justru itu yang aku pikirkan.
LEO
Saya kurang faham maksud Karaeng?
RANGGONG
Leo. Semua orang tahu, bahwa suatu perjuangan, apakah ia bernama merebut atau mempertahankan kemerdekaan, pastilah membutuhkan waktu yang panjang.
LEO
Ya. Pasti Karaeng. Bahkan membutuhkan suatu pengorbanan yang tak terhingga.
RANGGONG
Pertanyaan saya, mampukah aku atau kau atau yang lain mencapainya. Mencapai sebuah harapan, yang bernama kemerdekaan?
LEO
Mengapa tidak Karaeng? Bukankah Laskar Lipan Bajeng, telah berulang kali memenangkan pertempuran bahkan mampu merampas sekian banyak persenjataan pasukan Belanda, bersama pelor-pelornya? Dan bukankah pula kemenangan demi kemenangan justru hasil dari taktik dan strategi tempur Karaeng, yang kami jalankan dengan disiplin?  
RANGGONG
(HELA NAFAS) Saya tidak tahu dan saya ingin tahu, apakah Kasih Sayang Yang Maha Kuasa akan selalu memihak pada kita? Sebab apalah nananti kata bangsa ini, kalau suatu waktu perjuangan yang aku pimpin menjadi kandas dan tidak membawa hasil yang berarti?  
LEO
Sejarah perjuangan suatu kaum akan bicara Karaeng. Insya Allah.
RANGGONG
Leo, selama kemerdekaan belum sepenuhnya dalam genggaman, umpama kata; kuingin pasukan laskar kemerdekaan, senantiasa hidup bagai rumput bajeng, yang bila dicabut satu, akan menjadi berpuluh bahkan tumbuh beratus rumpun bajeng.
LEO
Insya Allah, Karaeng....(PENUH HORMAT) bagaimana kalau Karaeng istirahat dulu. Masih terlalu banyak hal yang membutuhkan tenaga dan pemikiran, buat mengambil langkah-langkah pasti, untuk mengatur strategi, Karaeng. (RANGGONG DG. ROMO, EXIT)       
KEESOKAN HARINYA.......   TELAH HADIR BEBERAPA UTUSAN KELASKARAN. MEREKA TAMPAK SERIUS DALAM PERBINCANGAN,TIBA-TIBA SALAH SEORANG MEMBERI ISYARAT KALAU PIMPINAN, MEMASUKI MARKAS, MEREKA SEREMPAK MEMEKIKKAN : Merdeka !!!
RANGGONG
(MEMBAWA GULUNGAN PETA) Merdeka ! Apa kareba saudaraku ?
TORUNGKA
Utusan Makassar. Pusat Pemuda Nasional Indonesia.Merdeka !
RANGGONG
Salama’
UTUSAN II.
Utusan Kebangkitan Rahasia Islam Muda, Mandar. Merdeka ! Wassalam.
UTUSAN III.
Utusan Angkatan Muda Republik Indonesia Sulawesi. Selayar. Merdeka !
UTUSAN IV
Utusan Gabungan Pemberontak Indonesia Sulawesi. Soppeng.Merdeka !
DAENG LEO
Lapor !  Lipan Bajeng Takalar, bukan utusan, tapi justru sebagai tuan rumah yang tak terpisahkan dengan suadara-saudaraku semua utusan. Merdeka !
RANGGONG
( KEMBALI KETEMPATNYA LALU MEMPERSILAHKAN DUDUK KEPADA PARA UTUSAN) Saudara-saudara, mungkin telah sampai di telinga kita semua, bahwa pada hari ini Pemimpin-pemimpin Belanda, juga sedang mengadakan Konperensi di Malino. Tujuan mereka pasti tidak lain  dan tidak bukan adalah untuk tetap memperkokoh kekuasaanya di Negara Republik Indonesia. Olehnya itu saya pikir, dalam pertemuan ini meskipun yang hadir cuma 5 kelaskaran, tidak berarti Konferensi Ko’mara’, yang direnncanakan jauh sebelumnya menjadi gagal.
TORUNGKA
Setuju ! Konfrensi Ko’mara’, adalah salah satu jalan untuk menemukan satu kekuatan baru, semangat baru untuk menumbangkan penindasan yang bercokol di Repoblik ini.
RANGGONG
Ya, itu yang kita harapkan. Tapi tunggu, (KEPADA TORUNGKA) apa yang saudara maksud dengan kekuatan baru atau semangat baru ?
TORUNGKA
Kita semua bisa membayangkan M. Yusuf DG. Tutu, saudara kandung M. Yasin Limpo, beliau sebagai pimpinan pasukan Inti Lipan Bajeng, gugur ketika penyerangan pos Belanda di Makassar.Menurut saya ini sungguh menyedihkan dan tidak masuk akal.
UTUSAN II.
Maaf saudara Torungka, saya kira persoalan nyawa adalah urusan Tuhan.
TORUNGKA
Saya percaya itu. (KEPADA UTUSAN II) Sebagaimana percayanya saya, bahwa Tuhan sendiri telah memberikan akal pikiran kepada hambaNya agar terhindar dari kesia-siaan.
RANGGONG
Ya, y a, ya..Teruskan saudaraku Torungka.
TORUNGKA
Maksud saya begini Daeng, demi ketangguhan dan efektifnya setiap gerakan penyerbuan, dibutuhkan betul-betul kerja sama yang kompak. Karena itu melalui konprensi Ko’mara’, saya sebagai utusan dari Makassar, menyampaikan pendapat. Agar tiap kelaskaran, mulai saat ini tidak lagi mesti bergerak sendiri-sendiri, melainkan bergerak atas satu komando.
BERSAMAAN
Setuju!... Setuju!..... Setuju!..... (SEORANG KURIR MUNCUL DAN MENYERAHKAN SEBERKAS SURAT DALAM MAP KEPADA RANGGONG, LALU MENGHILANG)
UTUSAN III.
Saya juga setuju kalau kelaskaran yang ada di Celebes bahagian Selatan, berpusat di Polong Bangkeng. Karena alam dan letaknya cuku strategis, begitu Karaeng.
UTUSAN IV.
Dan kami minta kepada Deng Ranggong, agar tampil sebagai pelopor untuk menyatukan kelaskaran yang ada di Sulawesi Selatan.
UTUSAN II.
Bukan hanya sebagai pelopor tetapi sebagai Panglima Laskar, Sulawesi Selatan. (SUARA-SUARA SETUJU MEMENUHI RUANGAN)
RANGGONG
Tenang.... Tenang....  (HENING) Saudara-Saudara. Ini ada dokumen penting yang baru saja kita terima. (MEMBACA TEKS DOKUMEN) Konferensi Malino yang dipelopori DR. Van Mook, telah menghasilkan terbentuknya Negara Boneka yang bernama: Negara Indonesia Timur, atau NIT. (CEMAS) Menurutku ini adalah ujian berat bagi kita dan sungguh mendebarkan. (HENING SEJENAK... TIBA-TIBA TERTAWA) Kasihan, sungguh kasihan si Belanda . Apa mereka pikir Republik ini adalah keju, yang gampang dipotong, diiris  lalu dibagi menjadi dua ? Begitu?..... (SEMUA YANG HADIR TERTAWA BAHKAN TERDENGAR KATA : Tu tena pangngali’na sorokaua)............Dokumen berikut...... disini tercantum ada 14 kelaskaran Sulawesi Selatan, antara lain: PBAR, Bulukkumba. GPT, Barru. BP Ganggawa,..Dan seterusnya-dan seterusya, menyampaikan dukungannya dan minta didaftar sebagai anggota. (SUASANA MENJADI GEMPITA, BAHKAN TANPA SADAR TERDENGAR SUARA : Hidup Lipan Bajeng.......
RANGGONG
(NADA TINGGI) Cukup !...... Melalui pertemuan ini atau Konferensi ini, memutuskan bahwa mulai saat ini, tidak ada lagi kelaskarang yang berdiri sendiri. Melainkan menyatu dalam satu kesatuan yang kompak. Dan dengan begitu mulai detik ini, di tempat ini, mari kita sepakati satu nama yaitu: Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi.
TORUNGKA
Hidup Lapris...  (SEREMPAK  MENYUARAKAN) Hidup Lapris !!!
RANGGONG
Dengan Lapris kita lenyapkan panjajahan.  Dengan Lapris kita hancurkan Negara Boneka, yang bernama Negara Iandonesia Timur.   Dengan Lapris kita pertahankan kemerdekaan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA TEMBAKAN GENCAR)
KURIR
Pasukan Belanda menyerang kita Karaeng, dengan kekuatan penuh.
TORUNGKA
Jangan takut, Republik ini milik kita. (SUARA DENTUMAN DAN RENTETAN TEMBAKAN SEMAKIN MENGGILA)
RANGGONG
Allahuakbar ! Yang benar pasti menang ! (LASKAR BERGERAK MAJU MEMBENTUK FORMASI BERTAHAN BERBENTUK GARIS PADAT)
RANGGONG
(TEMBAKAN SEMAKIN GENCAR) Biarkan Mereka masuk !                                                        (LASKAR BERGERAK BAGAI JARUM JAM YANG BERLAWANAN ARAH, SISI KANAN SEBAGAI POROS. 4 ORANG SERDADU BELANDA MASUK RUANG)
RANGGONG
Sumbat mulut menganga ! (LASKAR TERUS BERGERAK SEPERTI JARUM JAM YANG BERLAWANAN ARAH, SISI KIRI MENJADI POROSNYA)
RANGGONG
Ciutkan nyalinya ! (LASKAR BERUBAH FORMASI MENJADI LINGKARAN, BERGERAK BERPUTAR MENGELILINGI 4 SERDADU.)
RANGGONG
Patahkan dan tumpulkan ketajamannya!. Lumat sampai habis ! (LASKAR BERGERAK MENCATUK PADAT RUANG. BELANDA TIDAK BERDAYA SENJATA MEREKA DI RAMPAS. 3 BELANDA TEWAS, 1 ORANG MELOLOSKAN DIRI KEPUNGAN. TAPI SEBELUM MENGHILANG IA SEMPAT DI HADANG OLEH RANGGONG, DENGAN TEMBAKAN DI KAKI DAN SEBELUM MENJAUH DISUSUL LAGI DENGAN TEMBAKAN DI KEPALA...... SUARA TEMBAKAN MULAI MEREDAH. MAYAT BELANDA DISINGKIRKAN. CAHAYA GALAU PELAN MENJADI STABIL. PARA LASKAR TAMPAK KELELAHAN.........)
UTUSAN II.
Bukan mustahil jika satu saat markas ini ketahuan oleh Belanda lainnya.
DAENG LEO
Ya... apalagi Pasukan Belanda yang selalu mengadakan pembersihan dimana-mana, terutama di Limbung, mulai dari Tangalla sampai ke Monco’balang, banyak kawan-kawan yang tertangkap. Dan bukan mustahil mereka buka mulut.
RANGGONG
Kekhawatiran saudara-saudara adalah juga kekhawatiranku. Karena itu aku perintahkan agar kita segera pindah ke Bulu’ Langgese’ (MEMBUKA PETA DAN MENUNJUK) Tepatnya disini. Berbatasan Takalar dengan Je’ne’ponto. Mengapa saya memutuskan untuk bermarkas disana, karena dari segi pertahanan, menurutku daerah ini sangat strategis. Markas kita persis di tengah hutan dan aman dari udara.
UTUSAN  III.
Kalau disini ada apa Karaeng?
                                                                                                                                              
RANGGONG
Ini adalah arah barat. Tumbuhan padang rumput yang sangat luas dan berbatu-batu, merupakan rintangan berat bagi musuh, sehingga bila ada yang datang menuju markas, dengan mudah kita ketahui. Dan jauh sebelum mencapai markas, diseputar daerah ini, kita tempatkan sistem pengamanan Pos Jaga berlapis.
UTUSAN  IV
Lantas kalau dari utara atau selatan ?
RANGGONG
Oo... aman. Sangat sukar untuk ditembus sebab dari jarak kurang lebih 3 kilo meter, hutan bambu yang lebat dan berduri sangat kokoh dan padat. Belanda tidak mungkin mau menerobos dari situ, sebab mereka bisa mati konyol.
TORUNGKA
Terus kalau dari sebelah timur Daeng?
RANGGONG
Juga musuh tidak mungkin dari timur, sebab disini terdapat jurang yang  sangat curam dan dalam. Dan disini di lereng bukit, terdapat aliran sungai kecil yang menyusuri kaki Bulu’ Langgese. (KEMBALI TERDENGAR TEMBAKAN GENCAR)
UTUSAN IV
Sepertinya Belanda setan itu terus mengadakan pembersihan.
RANGGONG
Itu pasti hasil dari tujuan utamanya Konfrensi Malino. Artinya Van Mook, betul-betul berambisi memenangkan kedudukannya di Indonesia Timur. (MENGHADAP KE SATU ARAH BAGAI BERDO’A) Ingatlah, Jiwa dan Semangat bangsaku takkan pernah kau kalahkan.  Wahai para laskar, mari terus menerjang...
(BUNYI TEMBAKAN SEMAKIN GENCAR DAN TAMBAH MENDEKAT. PARA UTUSAN BERPENCAR DAN SEBELUM MENGHILANG.....) Kita jumpa di Bulu’ Kunyi, Bukit Langgese’.......... (SUARA –SUARA KETAKUTAN DARI KEJAUHAN BERCAMPUR DESINGAN PELURU MEMBUAT SUASANA SEMAKIN NGERI NGERI...........................................)


ADEGAN II

TORUNGKA
YANG MASIH TINGGAL SIBUK MEMPERBAIKI PEMBALUT LUKA DIBAGIAN BETISNYA DAN BERGEGAS UNTUK MENINGGALKAN LOKASI TIBA-TIBA BERHENTI KARENA MERASA ADA SESUATU.... CEPAT MENCABUT PISTOL
BUNGA
Tunggu. Ini aku. Masih ingatkah kau ?
TORUNGKA
Siapa?.... Katakan siapa kau sebenarnya.
BUNGA
Aku. Yang kau tinggalkan.
TORUNGKA
 (MENYARUNGKAN PISTOLNYA) Bunga. Ini tidak mungkin. Apa yang membuatmu sehingga kau bisa sampai di tempat berbahaya ini?
BUNGA
Karena rasa keraguanku.....  Aku tidak mau kehilangan dirimu.
TORUNGKA
 Bunga. Gelisahmu adalah juga gelisahku adikku. Jiwamu dan jiwaku satu dalam kerinduan. Diantara kita tak perlu ada keraguan.....
BUNGA
Cukup. (DIAM SESAAT) Aku tidak mengerti,  mengapa seolah takpercaya kepada kata apa pun yang terucap. Mungkin inilah bukti nyata, kalau cinta itu bukanlah ciptaan manusia.
TORUNGKA   
Aku mengerti maksudmu adikku, tapi aku berharap, didalam suasana seprti ini, tolong jangan biarkan perasaan membelenggu jiwamu.
BUNGA  
Maaf. Adaku di tempat ini bukan karena perasaan, juga bukan karena rindu. Bukan.
TORUNGKA
Lalu apa ?! (TIBA-TIBA SERENTETAN BUNYI TEMBAKAN MEMAKSA MEREKA MENIARAP KEBUMI)...... Bunga ! 
BUNGA
2 hari sebelum sampai di tempat ini, mulai dari tempat tinggalku, semua laki-laki ditangkap disemua perkampungan yang aku lalui. Mereka dikumpul lalu ditembak tanpa ampun. Oh.... Mataku sendiri yang menyaksikannya. Betapa mengerikan. Aku tidak mau dirimu mengalami peristiwa itu. Sungguh, aku tidak mau kehilangan dirimu
TORUNGKA
Tapi bayangkanlah andai aku yang justru kehilangan dirimu, lantaran maut menjemputmu dalam perjalanan menuju tempat ini........
BUNGA
Aku bahagia......  Orang bilang, mati karena cinta, tempatnya adalah surga.
TORUNGKA
(DENTUMAN BOM. MEMBUAAT MEREKA JADI INTENS......) Suasana ini mengingatkan aku di awal perjumpaan, adikku. Waktu itu, persis 1tahun ulang tahun kemerdekaan RI.....
BUNGA
Anehnya, kau dan aku tidak saling kenal. Tapi mengapa kita mesti berada dalam satu perlindungan di bawah tanah, dan tanganmu yang nakal  merangkul tubuhku yang penuh ketakutan.
TORUNGKA
Sungguh, aku baru tahu itu. Maafkan aku. Yang aku ingat hanya disaat suasana hening. Kau kembangkan jari tanganmu kearah matahari, lalu kau berkata: Kaulah hidupku dan kehidupanku.
BUNGA 
Lalu kau genggam jemariku sambil menatap mataku penuh harap.
TORUNGKA
Aku akui. Disaat itu hatiku berkata: Semoga kaulah itu ibu anak-anakku yang nakal, yang bakal melenyapkan penjajahan di atas bumi.
BUNGA 
Amin. (KEMBALI SUARA LETUPAN MENGGELEGAR)
TORUNGKA
(MENEMPELKAN TELINGA KE BUMI) Bunga, kita tinggalkan tempat ini.
BUNGA
Tunggu. Bagaimana dengan anak-anak kita yang bakal melenyapkan penjajahan.
TORUNGKA
Aghr.. sudah, nanti kita rencanakan. Mobil patroli Belanda itu semakin dekat. Ikut aku. (MENYERET DENGAN PAKSA. KEDUANYA MENGHILANG)

Hak Cipta  ©  2007  Jacob Marala
All right reserved. Hak Cipta dilindungi Undang-undang                                                          
Sanksi Pelanggaran Hak Cipta
Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta
Pasal 2 :
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta dan pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan Pidana
Pasal 72 :
1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

ADEGAN III

(PASUKAN BELANDA TERDIRI DARI 2 PERWIRA, 5 PRAJURIT SATU ORANG MATA-MATA, TIBA DI MARKAS YANG SUDAH KOSONG)
LET. BELANDA

(MENGGELEDAH) Gofferdomme zeg. Mereka seperti setan, lenyap begitu saja Kapten.

SALELA

(TIBA-TIBA MUNCUL) Meneir. Ini. Saya dapatkan dari selah-selah pepohonan (BERLARI MENYERAHKAN MAP DOKUMEN YANG DIPUNGUT).

KAP. BELANDA

Goede viriend. (KEPADA LETNAN) Luitenant. Prober lezen. Letnan, baca!

LET. BELANDA
Siap, Kapitein. (MEMBACA) Kepada anggota laskar dimana saja berada. Membunuh atau dibunuh itu pasti. Insya Allah, kita dipihak yang benar, pasti menang!.Konferensi Malino,adalah kata lain dari: Konferensi Berdarah. Hal ini ditandai dengan lahirnya Negara Indonesia Timur, yang taklain langkah Belanda, untuk memenangkan kedudukannya di luar Jawa. Perang pasti berkobar sampai tetes darah penghabisan. Hidup atau Mati, adalah pilihan tepat untuk menumbangkan Negara Boneka yang bernama NIT. Badan boleh hancur, tetapi Jiwa dan semangat Bangsa Indonesia, Khususnya Laskar Sulawesi selatan, tak pernah dan tidak akan pernah dikalahkan oleh Belanda apa pun. Merdeka ! Merdeka tetap Merdeka. HidupLapris ! (MARAH).Gofferdomme seg. Kapitein, hun schandalige. Mereka keterlaluan. (MENYERAHKAN KEMBALI MAP DOKUMEN KETANGAN KAPTEN)

KAP. BELANDA

Ya, Ze zijn schandalige. (BERTERIAK) Bawa semua tawanan kemari.
(SEROMBONGAN TAWANAN DIGIRING MASUK KEDALAM LAPANGAN) Luitenan, tugasmu.

LET. BELANDA

Siap Kapiten. (KEPADA MATA-MATA) Salela, kawanku. Kau adalah kepercayaan kami. Tunjuk, siapa kira-kira yang paling berbahaya diantara mereka.

SALELA’

Itu, Tuan. (KEPADA JUANG II)

JUANG  II

Kenapa saya Salela’?

SALELA

Agrrr... Kau jangan banyak cincong. Kau juga (KEPADA JUANG  I)

JUANG  I

(AGAK EMOSI) E..buka matamu baik-baik, Salela’,  jangan asal tunjuk.

SALELA’

Kamu berdua pernah kulihat bicara dengan  orang-orang Merah Putih.

JUANG  I

Iya, karena aku punya mulut dan lidah, bangsat !

LET, BELANDA
 Kalian berdiri disana. (JUANG I – II DIPISAH OLEH OLEH PENGAWAL) ........ dan kau, kamu semua. (KEPADA KELOMPOK TAWANAN) Disana.


KAP, BELANDA

Salela, kawanku yang setia. (MENGAMBIL SELEMBAR DAFTAR NAMA DARI MAP) apa kau kenal orang bernama Sangkala Gimpe, Cambang Tammua, Cambang Combi’, Baco Lappasa’, So’ding Bonte, Baso Kaluku, Sampara Botak, Nurdin Cingka?

SALELA

Semua nama yang tuan sebut aneh-aneh, begitu anehnya sehingga saya tidak kenal tuan.

KAP. BELANDA

Gooffermomme, Informan tolol, picik. (MENJEWER TELINGA SALELE SAMBIL MENGGIRING MASUK MENGGABUNG KEKELOMPOK MASSA TAWANAN) Tapi biar kau begitu, kami orang Belanda tetap suka sama Salela.....

SALELA

Terimakasih tuan besar.

KAP. BELANDA

Karena kaulah sehingga kami baru tahu, kalau (KEPADA DUA TAWANAN)  kedua orang itu adalah kaki-tangan pemberontak. yang suka berhubungan dengan orang-orang Merah-Putih. Artinya mereka adalah pemberontak, adalah perusuh yang selalu membuat onar, terhadap pemerintah Belanda. Mengerti kamu semua ?
(PARA TAWANAN, MEREKA HANYA MENANGIS KETAKUTAN)

KAP. BELANDA

(KETAWA) Jadi kalian dengarkan baik-baik. Sebetar lagi kedua orang itu akan ditembak mati bila mereka tidak mau mengatakan dimana kawan-kawannya berada.

LET. BELANDA

Dan sebaliknya Kapten, (KEPADA KEDUA TAWANAN) bahwa kedua bajingan ini harus tahu, kalau yang disana itu (PADA TAWANAN) adalah orang baik-baik. Mereka bukan golongan pemberontak sepertimu, tetapi biarpun begitu, mereka juga pasti ditembak kalau tidak patuh kepada kami, atau tidak mau mengatakan dimana pusat markas Lapris berada.

KAP. BELANDA

Ya..ya... ya. Otak cerdas. Mulai saja Letenant. Pilih mana yang kau suka.

LET. BELANDA

(LETNAN MENCABUT PISTOL DI DEPAN JUANG II, ISTERI JUNG II BERLARI MERANGKUL KAKI LETNAN....... LALU....) Kau. Katakan dimana markas kawan-kawanmu, sipemberontak itu berada ? Katakan !

ISTERI JUANG II

(MEMELUK KAKI KAPTEN VARRA) Jangan tuan. Tolong suamiku jangan ditembak.

KAP. BELANDA

He! Jangan minta tolong kepadaku. Tetapi kepada suamimu tolol! Suruh ia bicara atau menunjukkan kepada kami markas pemberontak itu.


GADIS PEJUANG I

Tuan, orang tua itu bapakku tuan (MEMOHON KEPADA KAPTEN SAMBIL MENUJUK KEPADA ORANG TUA) jangan ia di apa-apakan, ia tidak bersalah. Sungguh kami semua tidak tahu apa-apa.

LET. BELANDA

Tentu saja kalian semua tidak diapa-apakan kalau ia mengatakan dimana markas pemberontak Lapris itu.

ISTERI JUANG II
                                
(KEPADA SUAMI) Bicara daeng.... Bicara. Katakanlah yang sebenarnya.

GADIS JUANG 1

Bapak, jangan mau ditembak. Bapak harus hidup, demi aku anakmu.  Katakan saja apa yang bapak ketahui.

JUANG  I

Apa yang harus saya katakan, kalau bapak tidak tahu apa-apa anakku?

KAP. BELANDA
                                
Bohong ! Koe jangan bohong sama pemerintah. Luitenant !(KEPADA LETNAN) bikin mereka
bicara.


LET. BELANDA

Begini. Dengarkan baik-baik.Kita orang Balanda tahu persis kalau semua penduduk kapung ini adalah Extremis-Extremis tulen. Jadi kamu semua orang, pasti tahu di mana itu markas pemberontak yang di pimpin oleh Ranggong. Kamu, kamu dan kamu semua, (PADA KEDUA PEJUANG DAN KELOMPOK MASSA) jangan coba-coba tidak tahu markas pemberontak itu. Nah sekarang katakan pak tua, dimana markas pemberontak itu berada.

JUANG I

Kalau markas pemberontak saya tidak tahu tapi kalau nama-nama pejuang, saya tahu tuan. Ada yang namanya Laptur Bangkala, Laptur Binamu, Alipan Bajeng, Harimau Indonesia, Kris Muda, Amris, Gapis..........

KAP. BELANDA
                                
Diaaaam ! Gofferdomme... Itu bukan nama orang tolol, tapi nama-nama kelaskaran yang tersebar dimana-mana dan selalu bikin kacau pemerintah. Faham ?

JUANG  I.

Saya faham Tuan. Ranggong Deng Romo itu, seorang pemberani.

KAP. BELANDA
                                
O.k. Selain Ranggong Dengan Romos, siapa lagi yang kamu kenal?


JUANG  I

Bukan Ranggong dan Ramos, tuan. Tapi Ramggong daeng Romo.

KAP. BELANDA

Ya..ya..ya... Selain dia siapa lagi yang kau kenal ?

JUANG  I

O... Banyak tuan.  Ada yang namanya Pemuda Pare-Pare, Ranggong Deng Romo juga berteman dengan orang yang namanya Pallangga, Pemuda Maros, Pemuda Camba, pemuda Makassar. Bangkala, Binamu, uuuh banyak sekali Tuan Belanda.

KAP. BELANDA

(MARAH) Shut Up! Sudah, diam!..... Luitenant !

LET. BELANDA

Ya, Kaptein. (MENDATANGI KAPTEN VARRA)

KAP. BELANDA

Letnan, bisa-bisanya kita menangkap orang gila. Orang sinting, orang tidak waras.

LET. BELANDA
                                
Apa kita bebaskan saja orang gila itu Kapiten?

KAP. BELANDA

Niet, niet, niet. Tidak ada yang mesti lolos dari maut, kecuali orang yang bersedia mengatakan dimana markas Lapris itu berada. (MENATAP WAJAH PEJUANG I) Sebetulnya kita orang kasihan kamu.Tapi kau sendiri tidak kasihan pada drimu. (DINGIN) Sersan Nico, Seret orang ini, masukkan kedalam lubang, lalu kubur ia hidup-hidup.

SERSAN NICO
                                
Ikut aku. (MENYERET SEPARUH JALAN LALU BERTERIAK MEMANGGIL PRAJURIT) Pengawal ! Kubur orang ini hidup-hidup. Laksanakan.

PRAJURIT I & II
                                
Siap Sersan, laksanakan. (JUANG 1 DISERET)

GADIS JUANG 1
                                
Tidak, jangan Tuan besar, (MERANGKUL KAKI PENGAWAL) tolong kasihani orang tuaku, ia tidak bersalah, ia tidak tahu apa-apa.

KAP. BELANDA
                                
Diam! Tidak ada gunanya hidup orang gila.

GADIS JUANG 1

(BERLARI KEKELOMPOK TAWANAN PENUH KESEDIHAN) Paman, tolong bapakku, ia sama sekali tidak gila paman (PARA TAWANAN HANYA PASRAH MENANGISI NASIBNYA)

PAMAN
Sabar anakku. Mari kita jalani takdir ini dengan tulus, Belanda busuk itu akan dikutuk Tuhan.

KAP. BELANDA

(MENGHAMPIR) Apa?  Kamu juga gila? Maju (MENCABUT PISTOL) Ayo maju. (MEMBUKA TOPINYA, LALU MELEPASKAN TEMBAKAN DI KEPALA SANG PAMAN) Contoh untuk orang yang melawan penguasa.

LET. BELANDA

Prajurit, singkirkan mayat itu. (2 ORANG PRAJURIT DATANG MENYERET MAYAT PAMAN KELUAR ARENA)

KAP. BELANDA
                                
Bagus Luitenant. Lanjutkan tugas mulia ini.Segera habisi mereka. Aku masih mau menangkap  pemberontak tulen yang menamakan dirinya pejuang, pembela Merah Putih.....  Al saai Vervelendste.Bosan. (KEPADA MATA-MATA DAN KEPADA 2 ORANG PRAJURIT) Kau, pengawal, ikut aku. (EXIT)




ADEGAN  IV


LET. BELANDA
                                
Terus terang saya ini bukan orang kejam seperti Tuan Kapiten Onslagh Vander Varra. Karena itu kamu semua harus mengerti aku. Yoe faham ?

JUANG II
                                
Kalau tuan tidak kejam maengapa kami ditangkapi, dan dibunuh?

LET. BELANDA
                                
Itu karena kamu semua punya nasib  sial. Artinya kalau ada di antara kalian yang membongkar atau menjelaskan letak persembunyian markas pemberontak, maka aku Luitenant Van Moongckir, akan membebaskan kalian dari siksa  yang menakutkan ini. OK? Bagaimana ? (KEPADA JUANG II)

ISTERI JUANG II 

Demi keselamatan kita semua, bicaralah Daeng. Katakan dimana letak markas itu.

JUANG  II
                                
Markas komando yang dipimpin Ranggong Deng Romo, berpusat di Polong Bangkeng, Tuan.

LET. BELANDA
                                
Polong Bangkeng ? Mm.... dimana itu?

JUANG  II
                                
Kira-kira 31 Kilo Meter dari Makassar, Tuan.

LET. BELANDA
                                
Makassar? Yah, aku pernah dengar kalau di Makassar. ada juga yang bernama Polong....

TAWANAN  II
                                
Jembatan Polong, Tuan.

LET. BELANDA
                                
Aa.... Jembatan Polong. Apa disana ada juga Markas Pemberontak, yang dipimpin Ranggong ?

TAWANAN  II
                                
Tidak tuan. Dinamai Jembatan Polong, karena sengaja dirusak oleh pejuang-pejuang kemerdekaan, dan ahirnya terpotong jembatannya.

LET. BELANDA
Terus ?

TAWANAN  II
                                
Ya... tentu saja mobil-mobil patroli Belanda tidak bisa lewat Tuan, bahkan di Jembatan Polong itu, puluhan serdadu Belanda tidak selamat. Semuanya di bunuh dengan leher terpotong. Itu sebabnya jembat dinamai Jembatan Polong, Tuan.

LET. BELANDA
                                
Gofferdoms... mendengar ceritamu, kau pasti termasuk orang yang ikut membantai kawan-kawanku. (MENCABUT PISTOL) Berdiri.....

TAWANAN  II
                                
Jangan saya di tembak tuan. Saya cuma mengulangi cerita orang ,Tuan.

LET. BELANDA

Melangkah maju !....... (DOR..... HILANG LAGI SATU NYAWA TAWANAN.  2 SERDADU TANPA PERINTAH SEGERA MENYERET MAYAT TAWANAN II KELUAR ARENA)

ISTERI JUANG II

Tuan kejam sekali. Kekejaman tuan, sama saja dengan Kapten tuan.

LET. BELANDA
                                
Diaaaam! Ini bukan kesalahan saya. Dan tindakan saya ini sungguh masih lunak.

GADIS JUANG I
                                
(EMOSI) Tentara Belanda atau Perwira Belanda, semuanya sama. Tidak punya rasa kemanusiaan.

LET. BELANDA
                                
Hei nona, kalau saja aku tidak punya rasa kemanusiaan, atau dengan kata lain, jika aku meminjam sifat kejam Kapten Vander varra, maka dari tadi kalian sudah kutembak mati. Tapi tidak. Perintah Tuan Kapten, untuk menghabisi kalian dengan segera, itu sengaja aku tidak patuhi dengan harapan agar kalian mengatakan dimana markas pemberontak itu berada.

GADIS JUANG I
                                
Aneh, mengapa tuan mencari markas pejuang dan bukan pejuangnya.

LET. BELANDA
                                
Mencari seorang pejuang sama dengan mencarari jarum dalam timbunan jerami. Tetapi jika markas mereka kami dapatkan, ibarat kami menemukan sarang lebah dengan madunya.

ISTERI JUANG II
                                
(BANGKIT MENDEKATI LETNAN) Terus terang saja Tuan, kalau tuan ini seorang Perwira pengecut. Tuan cuma bisa menghadapi orang-orang yang tak berdaya seperti kami. Apa salah kami dan apa hak tuan menangkap kami. (MELUDAHI MUKA LETNAN)

LET. BELANDA
                                
(MENCABUT PISTOLNYA DENGAN TENANG. MATANYA TAJAM MEMANDANG PEREMPUN YANG MENGHINANYA) Sebenarnya aku kasihan pada kau...Tapi maut lebih menyayangimu.

JUANG II
Tuaan... Jangan... Aku akan mengatakan letak markas...... (DOR.....)
(TANPA PERINTAH  KEDUA PRAJURIT PENGAWAL MENYINGKIRKANMAYAT ISTERI JUANG II)

LET. BELANDA
                                
Terlambat.

JUANG II
                                
(MERATAP) Oh... Alangkah kejinya. Engkau adalah binatang buas yang menjelma menjadi seorang Letnan.

LET. BELANDA
                                
Kematian isterimu bukan salahku, tetapi adalah salahmu sendiri, mendapat isteri dari wanita pemberani yang menghina aku.

JUANG II
                                
Kalau begitu tembak dan bunuh juga aku. Bukankah aku juga telah    menghinamu bangsat?

LET. BELANDA

Kau adalah harapan bagi kami untuk bicara, dan mengatakan didaerah mana markas pemberontak Lapris berada. (MEMBUJUK DAN SEOLAH BERSEDIH) Maafkan aku yang terlanjur membunuh isterimu. (MERANGKUL JUANG II)




ADEGAN V.


(SUARA MOBIL KAPTEN VAN ONSLAGH TIBA KEMBALI DI LOKASI.......)

KAP. BELANDA

(MERASA PUAS) Menggembirakan. Hoe gaat Luitenant? Apa kabar Luitenant? (TIDAK MENDAPAT SAMBUTAN) Hei.... mengheran kan. Pemberontak dan Perwira Kerajaan saling membenamkan biji matanya kedalam air mata kesedihan. Ada apa Luitenant?

LET. BELANDA

Sorry Captain. Maaf Kapiten. Saya bersedih atas diri saya karena ceroboh.Terlanjur membunuh isterinya, padahal ia sudah bersedia mengatakan dimana markas pejuang itu berada.

KAP. BELANDA

Ahkgr.... Vergeten. Lupakan, masih banyak cara untuk mengetahui tempat persembunyian mereka. (BERSUARA KERAS KEPADA PENGAWAL) Pengawal bawa masuk kawan kita ! (PENGAWAL MASUK MENGAWAL SESEORANG BERPAKAIAN RAPI) Luitenant, perlu aku perkenalkan kawan kita ini. Ia adalah Inlader kawakan. Pernah sekali waktu dalam pertempuran di kota Makassar, Ia merebut satu buah panser, dan begitu hebatnya, panser milik kita itu dibawa berkeliling kota sambil menyerang balik  pos-pos pertahanan, dan membuat kami semua kocar-kacir. Tetapi toh ahirnya ia tertangkap juga lantaran panser yang ia kuasai kehabisan bahan bakar. Kawan  ini benar-benar jagoan. Ia bunuh 3 orang tentara kita di dalam perut panser.

LET. BELANDA

(SINIS) Indah sekali kisahnya Kapitein.

KAP. BELANDA

Yah...Mooi.  Indah sekali. Mungkin karena ia bukan orang gila, seperti yang baru kita kubur hidup-hidup. (TERTAWA) Tetapi hari ini keindahan kisahnya, akan menjadi suatu yang mengharukan.

LET. BELANDA
                                
 Maksud Kapitein?

KAP. BELANDA

Pengadilan pusat memutuskan, hukuman mati atas dirinya. Itulah sebabnya ia digiring kepadaku untuk di tembak mati.

LET. BELANDA

(TERTAWA) Sungguh suatu pekerjaan yang mengasyikkan. Tapi apa tidak sebaiknya kita mengambil manfaat dari orang ini Kapitein? Siapa tahu ia bisa memberi petunjuk tentang  dimana markas pemberontak itu berada.

KAP. BELANDA

Sudah kukatakan banyak cara untuk mendapatkan tempat persembunyian bajingan-banyingan itu. (MENUJU KELUAR LALU MEMBERI PERINTAH DENGAN SUARA KERAS KEPADA PENGAWALNYA) Siapkan 2 tiang Eksekusi !.....   Waktu semakin mendesak. Matahari sore sudah hampir habis.( TIANG EXEKUSI DIPASANG LALU MEMBERI PERINTAH) Luitenant, urus mereka.


LET. BELANDA

Siap Kapiten.... Pengawal! Pajang kedua ekstremis di tiang Eksekusi. (PARA PENGAWAL MEMBAWA KEDUA PEJUANG KE TIANG EKSEKUSI BERBENTUK SALIB. KEDUA-DUA TANGAN MEREKA DIRENTANG LALU DIIKAT) Lihat Kapiten, Sungguh suatu pemandangan yang menakjubkan.

KAP. BELANDA

Keindahan yang tiada taranya dan sungguh mempesona. Sayang jika keindahan ini tidak disaksikan oleh orang banyak, Luitenant.

LET. BELANDA

Kau (KEPADA MATA-MATA YANG LAGI MENYATU DENGAN TAWANAN) Kamu jangan terlalu banyak melamun Salela. Tidak punya pekerjaan. Umumkan kepada penduduk kampung, supaya datang di tempat ini untuk menyaksikan dua  penghianat yang akan ditembak. Segera laksanakan.

SALELA’
Bajimi tuan. (BERLARI KELILING KAMPUNG) Oe... Ikau niaka ngaseng ilalang balla//. Napalaki Ituang Pammarentaya/, battu attimporong ri biring romang Borong’ buloa/,  nani cini rua tau muhanna, maka lani ko’da’/, punna tena naero ansingarri pakkuta’nanna/ Ituang mapparentaya.

(HARFIAH)
Oe... kalian yang berada di dalam rumah/ diminta oleh pemerintah/ datang hadir di pinggir hutan pohon bambu/ guna menyaksikan dua pemberontak yang akan ditembak/ jika tidak mau menjawab pertanyaan pemerintah dengan sebenarnya. (KEMBALI KETEMPAT SEMULA. TIBA-TIBA....)


GADIS JUANG I
Laki-laki penghianat (MENYERANG  SALELA. LETNAN YANG BERADA DEKAT KEJADIAN, MENCABUT PISTOLNYA UNTUK BERTINDAK TAPI DICEGAH OLEH KAPTEN ONSLAGH VANDER VARRA, AGAR TENANG)

KAP. BELANDA

Letnan...(TAMPAK GELISAH, MONDAR MANDIR, LALU BERHENTI DI DEPAN EXTREM. DAN MENATAPNYA) Apa kau tahu kalau nyawamu ada di dalam genggamanku ?

EKSTREMIS
                                
Aku tahu, dan aku tidak takut.

KAP. BELANDA

Mari kita lihat. Luitenant ! perlihatkan caramu menyiksa serorang gadis agar kedua pemberontak ini membuka mulut dan mengatakan dimana sarang pemberontak itu bersembunyi.
LET. BELANDA

Pengawal ! Seret perempuan itu kemari (DUA PENGAWAL MENYERET DADIS JUANG II, BERADA DIANTARA 2TIANG EKSEKUSI) Aku tahu persis orang sepertimu. Keyakinanku mengatakan bawa kalian berdua bagaimanapun di dalam dirimu masih ada rasa kasihan terhadap sesama. Apa kalian tidak meresa kasihan kepda perempuan ini kalau aku siksa ?

JUANG  I

Untuk apa kau menyiksa perempun yang tidak berdosa ?

LET. BELANDA

Untuk membuat kalian bicara. Bicara dan bicara! (KEDENGARAN SUARA-SUARA ORANG BANYAK)

KAP. BELANDA

Tenang..... Tenang. (SUARA RIUH MEREDAH) Luitenan, ada apa sehingga yang datang ketempat ini melulu perempuan ?

LET. BELANDA

Jangan lupa Kapiten. Didalam operasi pembersihan se Sulawesi Selatan, semua laki-laki kecuali baji, telah dibunuh. Ya.. tentu saja masih ada yang masih hidup Kapiteint. Tapi semua akan dibunuh habis nantinya.

KAP. BELANDA

Menarik Luitenant. Jadi mereka itu kebanyakan perempuan-perempuan janda, Luitenant?

LET. BELANDA

Sangat mungkin Kapitein ?

KAP. BELANDA

Apa ada janda Kembang ?

LET. BELANDA

Menurut hemat saya Kapiteint, mengenai janda kembang sebaiknya tanya Salela, ahlinya.
KAP. BELANDA

Ghodferdoms. Salela.

LET. BELANDA

Ada apa Kapitein ?

KAP. BELANDA

Srorang ahli terlalu sulit untuk dikalahkan Luitenant, dan saya tidak mungkin menyantap sisa-sisanya Salela. (MEMANGGIL SALELA) Salela.

SALELA

Ya, Tuan.

KAP. BELANDA

Ah... Tidak. (MEMBATALKAN NIATNYA) Yang ingin aku tahu kemana perginya laki-laki kampung yang masih hidup itu?

LET. BELANDA

Saya yakin mereka sudah menggabungkan diri dengan laskar pemberontak, Kapiten.

KAP. BELANDA

Ghobverdoms. (MENAHA AMARAH SAMBIL BERJALAN MONDAR MANDIR) Mereka tidak bisa diberi ampun. Akhr... Lanjutkan tugasmu Luitenant.

LET. BELANDA

Pengawal ! Ikat seluruh badan gadis itu. Potong kedua daun telinganya lalu kuliti kepalanya dengan sempurna. (PARA PENGAWAL DENGAN GERAK CEPAT MENGIKAT SEKUJUR TUBUH GADIS.......)

JUANG  II

Hentikan ! Bebaskan gadis yang tidak berdosa itu dan akan saya katakan markas persembunyian itu.

KAP. BELANDA

Baik, baik.(KEPADA LETNAN) Luitenant, bebaskan gadis itu.( GADIS JUANG I DIBEBASKAN DARI IKATAN LALU DIBAWA KELUAR ARENA DENGAN TUBUH TAK BERDAYA) Permintaanmu telah dikabulkan. Sekarang bicaralah.

JUANG  II

Kapten, markas itu selalu berpindah-pindah. Supaya tidak salah, beri saya kesempatang bicara kepada saudaraku (KEPADA EKTREMIAS)

KAP. BELANDA

Hm..bagaimana menurutmu Luitenant?

LET. BELANDA

Aku pikir boleh saja Kapiten, karena bagi seorang yang dihukum mati di tiang eksekusi, selalu diberi kesempatan terahir (KEPADA EKSTREMIS) ayo bicaralah kepada sesamamu pemberontak.

EKSTREMIS

(TERTAWA) Aku hargai rasa kemanusiaanmu. Membebaskan dan menyelamatkan nyawa seorang perempuan.Tapi aku sekaligus membencimu. Seandainya kedua tanganku ini bebas, batang lehermu pasti aku pahkan.

JUANG  II

Apa salahku Daeng?

EKSTREMIS

Menyelamatkan nyawa perempuan demi untuk mengatakan sesuatu yang dirahasiakan, adalah tindakan yang amat hina. Apa kamu tidak punya rasa bangga? Rasa harga diri? Apa dalam jiwamu tidak ada lagi rasa SIRI dan PACCE? Sehingga kau tega untuk mengatakan tempat dimana  markas para pejuang Kemerdekaan ? hm.. ketahuilah, bagi Belanda, kau dan aku bukan manusia. Bangsa Indonesia yang hidup dibawah penindasan orang-orang yang kejam, ganas dan takkenal kasihan  akan terus menyiksa dan membunuh segenap keluarga yang tak berdosa, dan akan terus menyensarakan bangsa Indonesia. Apa ini tidak menimbulkan keinginan dalam dirimu untuk melawan ? Renungkan Istrimu, ia rela mengorbankan nyawanya demi membela harga dirimu, membela harkat bangsanya.

JUANG  II

Sudah... sudah Daeng.

EKSTREMIS
Yakinlah bahwa hanya para Laskar pejuang yang mampu menyelesaikan Revolusi ini. Hanya laskar dan orang yang berjiwa juang yang mampu memerdekakan Bangsa Indonesia, berapa pun nyawa, darah dan air mata yang harus ia berikan.

JUANG  II

(BERNYALI) Hidup Laskar Pemberontak! Aku bersamamu. Merdeka !

SALELA

Apa merdeka?.....Enne E (KEPADA JUANG II SAMBIL MEMECIT BIJI PELERNYA) Lapor. Tempat persembunyian mereka telah ditemukan   Tuan.(MENYERAHKAN BERKAS KEPADA KAPTEN ONSLAGH VAN VARRA.) Habisi saja orang-orang itu.

KAP. BELANDA

Salela. Koe sungguh keterlaluan menyuruh seorang Kapten Onslagh Vander Varra. Koe tahu siapa drimu? (MENCABUT PISTOLNYA LALU MENEMBAK KEPALA SALELA).

KAP. BELANDA

(KEPADA EKSTREMIS) Biar kau tahu siapa aku sebenarnya. Regu tembak ! Laksanakan hukuman mati. (REGU TEMBAK LANGSUNG KETEMPAT SASAR EKSTREMIS) segera urus jagoan kita ini.

LET. BELANDA

(KEPD. JUANG II) Apakah sudah menjadi ketetapan hatimu, untuk tidak mau menyelamatkan kawanmu itu? (KEPD. EXTRE) Dan kau membiarkan bahkan mempengaruhinya menjadi orang yg keras kepala...he?  Sayang. Lihat sekelilingmu. Tak ada lagi mobil panser berlapis baja yang kau bisa taklukkan. Tapi justeru yang ada hanyalah lima moncong senapan yang akan mengarah kepadamu dan melezatkan peluru kedalam jantungmu. (MELEDAK) Demi Tuhan. Seandainya kau bisa melunakkan hati orang ini sehingga ia mau membuka rahasia keberadaan markas pemberontak itu, maka aku pribadi meminta kepada Kapiten, agar kau dibebaskan dari hukuman mati. Dan pasti Mr. Onslagh Vander Varra mengabulkannya. Bagaimana ?

EKSTREMIS

Semua Penjajah di atas bumi adalah penipu ulung dan pembohong !

KAP. BELANDA

(MEMOTONG) Cukup !.....  Apa kau sudah berdo’a kawan?

EKSTREMIS

Tuhan menciptakan takdir bagiku, untuk bersahabat dengan peluru.

KAP. BELANDA

Bagaimana kalau takdirmu bercerita lain? Dan semua peluru tidak mau bersahat denganmu?

EKSTREMIS

Aku pasti menjadi macan yang akan mengoyak jantungmu.

KAP. BELANDA

GHOODVERDOMES Regu tembak! (REGU TEMBAK BERGERAK SPONTAN MENGARAHKAN LARAS SENAPANNYA KETUBUH EKSTREMIS) Tembak!!! (DOR... KAPTEN MEMASANG TOPINYA, LALU BERJALAN KE LETNAN MEMBISIKKAN SESUATU TENTTANG DOKUMEN YANG BARU DITERIMA, LALU EXIT)

LET. BELANDA

(SENYUM SINIS) Giliran kau sekarang. Semua kawan-kawanmu sudah mati. Juga Salela, kawan kami sudah mampus. Kini tinggal kau sendiri.

JUANG  II

Tuan tidak perlu menggertak dan menakut-nakuti aku.

LET. BELANDA

Kami tidak menakut-nakutimu, Cuma kami mau mengatakan kalau  kau sebenarnya selamat dari penembakan ini.


JUANG  II

Akal busuk apa lagi yang timbul dihati tuan?

LET. BELANDA

Bukankah kehadiranmu disini karena kami hanya bertujuan....

JUANG  II

Bertujuan untuk menyiksa dan menembak aku bukan? Menyiksa dan membunuh semua penduduk yang tidak berdosa, Itu tujuan tuan bukan?


LET. BELANDA

Bukan ! Kami menangkap kau dan kawanmu karena kami hanya ingin tahu dimana markas pasukan laskar itu bersembunyi. Andai ada jawaban dari kau atau dari kawan-kawanmu, maka kalian tidak mungkin kami tembak.

JUANG  II

Kalau begitu seharusnya tuan membebaskan aku dari derita yang aku kualami, karena jawaban yang tuan inginkan, sudah tuan dapatkan meskipun dari mata-mata tuan sendiri.

LET. BELANDA

Masalahnya kau dan kawan-kawanmu termasuk Salela, telah memperolok-olok kami bahkan menghina orang-orang Belanda.

JUANG  II

Jangankan mengolok-olok atau menghina, bahkan lebih dari itu. Aku dan seluruh bangsaku akan menghancurkanmu.

LET. BELANDA

Ghodverdom. Memang pantas kau untuk ditembak.

JUANG  II

Tak perlu banyak bicara. Ini dadaku !

LET. BELANDA

Regu tembak.!  (REGU TEMBAK SERENTAK SIAP UNTUK MELAKSANAKAN TUGASNYA)

LET. BELANDA

Heran aku. Apa yang membuat kau begitu berani menghadapi maut?

JUANG  II

Maut adalah gerbang emas bagi Jiwa dan Sanubariku.

LET.BELANDA

Siap...... Tembaaaak ! (PELURUPUN MENYERBU SASARAN)

JUANG  II

Allahu Akbar ! (GUGUR DENGAN TENANG)

KAP. BELANDA

(MUNCUL MENYAKSIKAN SITUASI) OK Letnan, saatnya sudah tiba. Menurut gambaran, yang baru saya terima. Pasukan Infantri, dan segenap alteleri sudah siaga dimana-mana. Adapun pasukan kita nantinya menyatukan diri dengan pasukan Mr. Remond Westerling, yang akan meluncur dari tebing ketinggian dan sebahagian lagi menyusuri aliran sungai Bukit Langgese’ kita semua harus berhati-hati mengingat Ranggong, beserta Laskarnya cukup tangguh dalam mengadakan perlawanan  (CAHAYA MEREDUP SUA SANA MAKIN MENDEBARKAN)



ADEGAN  VI


(SUASANA SUBUH DI MARKAS BUKIT LANGGESE)
(DI SUDUT RUANG, RANGGONG DAN DAENG LEO BANGUN DARI SUJUD TERAKHIRNYA DAN SETELAH MEMBERI SALAM, SEBUAH BOM JATUH MENGGUNCANG MARKAS. LASKAR-LASKAR YANG MASIH NYENYAK TIDURNYA AMAT TERPERANJAT DAN KOCAR KACIR SAMBIL BERTERIAK DENGAN KATA : Ada apa ini?!!...... Allahu Akbar........ Bumi berguncang....... Mana senjataku....... Ini bukan gempa tapi serangan musuh!

RANGGONG

Tenang, jangan panik! (SUASANA BERANGSUR AGAK TENANG MESKI DENTUMAN DAN DESINGAN PELURU MASIH GENCAR) Seorang kesatria dalam ketenangannya tersimpan kekuatan. Itulah sebabnya dalam peperangan apa pun, bagi seorang pejuang adalah tempat terhormat.

PARA LASKAR

Izinkan kami Panglima. Tabe ! (4. PARA LASKAR MENGHILANG KESEGALA ARAH, KECUALI DAENG LEO, TETAP MENDAPINGI RANGGONG)

KURIR

Lapor, Panglima...... (TAMPAK TERLUKA, KEBABISAN TENAGA)

RANGGONG

Bagaimana keadaan para laskar?
KURIR

Perlawanan suangguh tidak seimbang Panglima.

RANGGONG

Tidak seimbang. Terus ?

KURIR

Pos pertama Bangkeng Tana, yang berada disebelah barat Desa Cakura, telah lumpuh. Pasukan Belanda, laksana pasir yang dilempar kedepan   menyerbu laskar kita Panglima. (SUARA DENTUMAN KEMBALI MENGGELEGAR)

RANGGONG

Ya Allah, semoga badai Bom yang melanda Bukit Langgese-Bulu’ kunyi, membawa rahmat begi kami, bagi Indonesia tumpah darah kami.

DAENG LEO

Panglima, saya sebagai Pa’lapa’ barambang, wajib melindungi keselamatan Panglima, apa tidak sebaiknya untuk sementara kita menyingkir dari tempat ini ?

RANGGONG

Leo, kau jangan mengajak aku menjadi penakut.

LASKAR  II

(MELAPOR) Panglima, Pos Taipajawaya dari arah selatan telah dikuasai tentara Belanda. Laskar-laskar yang menyebar di desa Barana-Je’ne’ Ponto, tidak mampu menahan gempuran musuh, kawan-kawan laskar  banyak yang ditawan. (SUARA SENJATA BERAT DAN DENTUMAN MERIAM KEMBALI MERONTOKKAN SEMANGAT.............)

LASKAR  III

(MELAPOR) Pos kami di Kayumarunang dari utara mulai dari desa Ko’mara’ sudah tersapu bersih Panglima. Kami tidak mampu menahan gempuran Belanda yang menggunakan Basoka, dan berbagai macam persenjataan berat. (LAGI-LAGI GELEGAR BOM MENGGUNCANG BUMI)

RANGGONG

Kalau begitu sampaikan kepada kawan untuk mundur melalui aliran sungai kecil Langgese’.

LASKAR  IV

Lapor. Pos Bulu’ Langgese’ dari arah timur, sudah rata Panglima. Pasukan Baret Merah yang dipimpin Kapten Raymond Westerling, meluncur dari atas tebing curam yang tinggi dan telah sampai dialiran sungai Langgese’. Mereka sudah menuju kemarkas ini Panglima.

KURIR

Satu-satunya jalur yang masih memberi harapan, ialah jalur Barat Panglima. Padang rumput yang begitu luas memberi berpeluang untuk melepaskan diri dari kepungan.

RANGGONG

Terlambat. Jangan coba-coba melewati jalur itu. Lokasi itu pasti sudah merupakan jalur maut. Padang rumput yang begitu luas, tidak menjamin keselamatan. Seluruh mulut senjata mereka, pasti sudah mengarah kejalur maut yang saya maksud.

DAENG LEO

Kalau begitu kita sudah tidak punya lagi jalan keluar. (BOM JATUH KEMBALI MENCIUTKAN NYALI)

BER-SAMA2

Segera keluarkan perintah Panglima.

RANGGONG

Selamatkan diri kalian masing-masing. Selamatkan kawan-kawan kita yang lain. Dilereng Bukuit Langgese’ terdapat jembatan gatung melintas diatas sungai. Pergilah. (PERPISAHAN PENUH HARU)

PARA LASKAR

Merdeka ! (EXIT PENUH KEHARUAN, TEMBAKAN SEMAKIN GENCAR)

RANGGONG

Leo, mengapa engkau tidak bergerak dari tempatmu?
DAENG LEO

Panglima, tugasku adalah pengawal keselamatan jiwa Panglima.

RANGGONG

(TERSENYUM) Leo, Leo. Apakah kau tidak takut terhadap ujian yang berat ini ?
DAENG LEO

Allah telah menentukan segalanya Panglima. Meskipun begitu dalam berulang kali pertempuran melawan Belanda, barulah hari ini aku merasakan betapa berat dan getirnya ujian ini.

RANGGONG

Tetapi bukankah Allah juga yang menciptakan ujian ini Leo?

DAENG LEO

Saya tidak mengingkarinya Panglima. Justeru itu saya ingin mengatakan, kita seharusnya bersyukur karena mendapat kesempatan menjalankan kehendak Allah.

RANGGONG

Allahu Akbar (SECEPAT KILAT MENCABUT PISTOLNYA DAN MENEMBAK BEBERAPA MUSUH YG SEMPAT LOLOS KERUANGANNYA. BERSAMAAN DENGAN ITU PULA BOM DAN BERPULUH PELURU SENJATA BERAT MENEMBUS DINDING MARKAS. RANGGONG BERSAMA DAENG LEO PENGAWALNYA PERLAHAN ROBOH DENGAN TENANGNYA.

TORUNGKA

(SEPASUKAN LASKAR MUNCUL.... TORUNGKA MERANGKUL JENAZAH DG. ROMO BERSAMA DG. LEO.....) Demi Indonesiamu, demi menyelamatkan berjuta-juta jiwa bangsamu. Perjuangan dan pengorbananmu, akan kami teruskan sampai diujung sorak-sorai Kemerdekaan dan kejayaan. (CAHAYA FADE OUT DAN SELESAI)

  Makassar, 25 Oktober 2011


PEMAIN

Kelompok Ranggoang DG. Romo : 1. Ranggong DG. Romo  2. Sonda DG. Leo  3. Torungka  4. Bunga (Srikandi)  5. Utusan II  6. Utusan III  7. Utusan IV.  8. Kurir.

Kelompok Belanda : 1.Kapten Vander Varra  2.Letnan Mungkier  3.Pejuang I  4.Putri Pejuang I  5. Pejuang II  6. Isteri Pejuang II  7. Paman  8. Tawanan II  9. Ekstremis 
Kelompok Eksekutor  : 10.Sersan Nico  11. Eksekutor 1,2,3,4. Orang. 15. Salela (Mata-Mata) Tambah beberapa orang tawanan linnya.